Waspadai Penipuan WhatsApp Baru!

Di tengah meningkatnya aktivitas digital harian, WhatsApp kini menjadi salah satu aplikasi komunikasi paling rentan disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber. Belakangan ini, beredar modus penipuan baru yang memanfaatkan fitur penghubung perangkat (linking device) untuk mengambil alih akun pengguna tanpa disadari.
Menurut Museum Sandi dan laporan Cyber Blitz BSSN 2025, modus ini termasuk bentuk rekayasa sosial tingkat lanjut yang menargetkan pengguna dengan pesan yang tampak wajar, namun berisi jebakan digital berbahaya.
Modus Baru: Penipuan Lewat Fitur Penghubung Perangkat WhatsApp
Penipuan ini bekerja dengan cara mengelabui korban melalui pesan dari kontak yang tampak dikenal — seperti teman atau keluarga — dengan pesan bernada akrab seperti:
“Hai, aku secara tidak sengaja menemukan fotomu! [tautan mencurigakan]”
Begitu tautan diklik, korban akan diarahkan ke halaman login palsu yang menyerupai situs resmi seperti Facebook atau WhatsApp Web. Saat korban memasukkan data login, informasi itu langsung disedot oleh pelaku untuk membuat session atau QR WhatsApp palsu yang memberi mereka akses penuh ke akun korban.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Berdasarkan laporan Cyber Blitz BSSN (2025), berikut alur penipuannya:
- Korban menerima pesan berisi tautan berbahaya dari kontak yang tampak tepercaya.
- Tautan membuka halaman login tiruan (misalnya Facebook).
- Kredensial korban disimpan oleh pelaku.
- Pelaku membuat QR palsu dan menghubungkan akun WhatsApp korban ke perangkat mereka.
- Dalam hitungan menit, semua isi chat, foto, dan daftar kontak korban bisa diakses.
Setelah itu, pelaku sering menggunakan akun korban untuk menipu orang lain, menyebarkan tautan palsu, atau bahkan melakukan pencurian dana digital.
Dampak dan Risiko Serius
Modus ini termasuk kategori serangan siber tingkat lanjut, karena menargetkan kepercayaan antar pengguna. Dampaknya bisa meluas:
🔒 Pencurian Identitas: Data pribadi seperti nama, foto, hingga dokumen pribadi dapat dicuri.
💸 Penipuan Finansial: Pelaku bisa menyamar sebagai korban dan meminta uang dari teman atau keluarga.
💀 Serangan Siber Lanjutan: Data yang dicuri bisa dipakai untuk peretasan akun lain atau penyebaran malware.
Menurut laporan Kaspersky 2025, sebanyak 70% kasus pengambilalihan akun di Indonesia bermula dari tautan mencurigakan yang dikirim lewat WhatsApp atau Instagram.
Tips Perlindungan Diri dari Penipuan WhatsApp
Tips Perlindungan Diri dari Penipuan WhatsApp
✅ Jangan pernah mengklik tautan mencurigakan, bahkan jika dikirim oleh orang terdekat.
✅ Aktifkan verifikasi dua langkah (Two-Step Verification) di WhatsApp.
✅ Gunakan hanya situs resmi untuk login: https://web.whatsapp.com
✅ Pasang aplikasi keamanan (antivirus & anti-phishing).
✅ Perbarui sistem operasi dan aplikasi WhatsApp secara rutin.
✅ Jangan pernah membagikan kode OTP kepada siapa pun.
Kesimpulan: Waspada, Bukan Panik
Penipuan digital akan terus beradaptasi mengikuti tren teknologi dan kebiasaan pengguna. Namun, dengan edukasi dan kewaspadaan, kita bisa meminimalkan risiko menjadi korban.
Ingat pesan dari BSSN:
[“Keamanan digital dimulai dari kebiasaan sederhana — tidak sembarangan klik tautan dan selalu aktifkan verifikasi dua langkah.”]
Sumber :
Museum Sandi – Kamis Siber: Waspadai Penipuan WhatsApp Baru!
Cyber Blitz BSSN | 2025
Kaspersky Security Report | 2025
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) – Waspadai Penipuan Mengatasnamakan WhatsApp | 2024